SADRANAN atau di desa kami lebih akrab di sebut “Nyadran” adalah tradisi masyarakat desa wuwuharjo yang biasa dilaksanakan di bulan Sya’ban (Kalender Hijriyah) atau Ruwah (Kalender Jawa) untuk menyambut kedatangan bulan suci ramadhan. Tradisi ini masih mengakar kuat di desa wuwuharjo.
Prosesi sadranan diawali dengan melakukan besik, yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan dilanjutkan dengan upacara mendo’akan para leluhur, keluarga serta kerabat yang telah meninggal yang dipimpin oleh ulama setempat dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran, zikir, tahlil, dan do’a, kemudian acara ditutup dengan walimahan atau makan Bersama.
Nyadran juga dimaksudkan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghormati para leluhur, mempererat tali persaudaraan di tengah masyarakat dengan berbagi kebahagiaan, melestarikan budaya gotong royong dan menyadarkan diri bahwa semua manusia pada akhirnya akan mati.